ANUGERAH yang sama dilimpahkan Allah SWT kepada setiap mahluk di alam semesta ini adalah waktu. Tak peduli apa agamanya, apa bangsanya, miskin atau kaya, tua atau muda, apapun, semua melangsungkan kehidupannya dalam koridor waktu.
Kita pun meyakini, Allah mengatur perputaran bumi, bulan, dan matahari, serta peredaran bintang-bintang untuk dijadikan manusia sebagai dasar menentukan ukuran dan bilangan waktu.
Bilangan waktu itu konstan berjalan ke depan. Apa yang begitu luar biasa di masa lalu, menjadi cerita yang biasa-biasa saja pada saat ini. Dan apa yang begitu istimewa pada saat ini, mungkin akan menjadi hal yang biasa-biasa saja di masa yang akan datang.
ILUSTRASI |
Kitab suci dan sabda nabi mengajarkan kita untuk senantiasa memperhatikan waktu. Karena buah waktu yang bernama kesempatan atau momentum itu tak pernah berulang. Perilaku, perasaan dan pikiran manusia sajalah yang membuat suatu peristiwa di masa lalu serasa berulang.
Cara maksiat di jaman purba sama saja dengan hari ini. Langkah beramal sholeh di masa lalu sama dengan masa kini. tetapi waktu, sejak mulai diciptakan, senantiasa konstan ke depan.
Seiring waktu, saya, anda, dan kita bisa memilih satu dari dua jalan yang disediakan: jalan fujuur atau jalan takwa. Seburuk-buruknya jalan atau jalan sebaik-baiknya jalan. Dan ingat, apapun jalan yang dipilih menjadi bahan pertanggungjawaban.
Saya merenungkan, dengan ilmu yang beribarat setitik air saja di tengah samudera, manusia mampu merekam atau memfoto orang-orang atau peristiwa di masa lalu. Kita yang hidup hari ini, bisa mendengar suara atau melihat gambar orang-orang terdahulu.
Singkatnya, jika di dunia ini saja jejak langkah manusia bisa ditelusuri, lantas masihkah saya, anda dan kita berani malu dengan bermaksiat? apa yang akan kita perbuat ketika segala rekaman hidup kita sejak ruh ditiupkan hingga ajal di kerongkongan, ditampakkan sedetil-sedetilnya, selengkap-lengkapnya ?
Demikianlah teman-teman;
Demi waktu..sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal baik, dan berpesan-pesan pada menjalankan kebenaran, dan berpesan-pesan pada menjalankan kesabaran. (*/gelagat.id/Kurniawan Abdurrahman)
Nah ..nah...berisi ini
BalasHapus