27 Januari 2022

DIREKTUR EKSEKUTIF POLDATA INDONESIA RILIS PARA TOKOH POPULER UNTUK PILKADA JABAR 2024

PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024 masih dua tahun lagi. Namun sejumlah lembaga survey mulai bergerak menyerap dan memetakan isu serta aspirasi warga Jawa Barat terkait figur calon gubernur di Pilkada 2024.  Salah satunya adalah Poldata Indonesia Consultant.

Saat ditanya wartawan, Kamis (27/01/2022), Direktur Eksekutif Poldata Indonesia Fajar Arif Budiman mengatakan, dari hasil survey mutakhir yang dilakukan lembaganya, muncul sejumlah nama tokoh yang dianggap layak memimpin Jawa Barat ke depan. Antara lain, M. Iriawan, figur Ketua Umum PSSI saat ini, yang akrab dipanggil "Iwan Bule".

Ketum PSSI M. Iriawan atau Iwan Bule
(sumber:net)
"Dari hasil analisis data yang kami peroleh, nama M. Iriawan atau Pak Iwan Bule adalah salah satu yang cenderung populer dan punya peluang untuk memimpin Jawa Barat ke depan," ujar Fajar.

Sosok Iwan Bule, kata Fajar, memang cukup dikenal sebelumnya. Tahun 2018 Iwan Bule pernah duduk sebagai Pejabat Gubernur Jawa Barat. Kemudian Jenderal Polisi bintang tiga ini pun, tahun 2013  pernah menjadi Kapolda Jawa Barat.

Selain nama Iwan Bule, lanjut Fajar, ada juga nama Eddy Soeparno, politisi PAN yang kini tercatat sebagai anggota DPR-RI. Selain sebagai politisi, sosok Eddy juga dikenal sebagai pengusaha. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Komite Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk Inggris dan Eropa Barat.

Selanjutnya dijelaskan Fajar, ada pula nama Mulyadi, politisi asal Partai Gerinda. Menurut Fajar, jika Partai Gerindra masih menilai Mulyadi sebagai  kadernya yang pas untuk posisi Jabar 1, maka ia punya peluang untuk itu.

Sementara nama-nama lain yang sudah cukup dikenal publik yang juga muncul dalam survey dan pemetaan yang digelar Poldata Indonesia, kata Fajar, yakni  Celica, Dedi Mulyadi, Bima Arya, Desi Ratnasari,Diah Pitaloka, Farhan, termasuk Atalia PR, Istri dari Gubernur Jawa Barat saat ini.

Namun Fajar menggarisbawahi bahwa peluang tersebut pada akhirnya kembali kepada pertimbangan dan sikap para tokoh itu sendiri, apakah mau atau tidak menerima permintaan masyarakat Jawa Barat untuk maju sebagai calon dalam Pilkada Jawa Barat.

Hasil survey itu, dijelaskan Fajar, masih bisa berubah tergantung sejumlah faktor yaitu political will para tokoh, rasionalitas pemilih, tingkat kepuasan publik serta afiliasi politik

 “Nanti tinggal kita tunggu saja dari tokoh-tokoh di atas. Kita lihat saja ke depan apakah ada pergerakan untuk meningkatkan popularitas mereka di mata masyarakat Jawa Barat," pungkasnya. (*)

 

Share:

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar