DALAM sebuah komunitas atau sekumpulan orang-orang, pada ranah apapun, akan nampak sekali bedanya mana orang yang punya inisiatif dan mana yang tidak. Mereka yang memiliki daya inisiatif lebih menonjol dan pro-aktif dibanding yang lainnya. Ia bangun manakala orang lain masih bermimpi.
Terminologi kata "inisiatif" berasal dari kata latin "initiare" yang artinya “memulai”. Dan bagi saya, inisiatif atau prakarsa adalah salah satu titik tolak mengembangkan aktivitas. Daya inisiatif akan melahirkan orang-orang yang pro-aktif.
Dan orang-orang pro-aktif selalu menunjukkan kesediaan untuk menerima tanggung jawab tertentu. Lalu, ia menyadari bahwa dirinya ikut bertanggung jawab dan kemudian melakukan langkah-langkah yang terukur, terarah, sesuai perannya untuk menuntaskan tanggungjawab itu.
Ilustrasi |
Sebaliknya, orang yang suka melempar tanggung jawab dan mencari kambing hitam, sangat sulit sekali diharapkan memiliki atau mengambil inisiatif.
Ukuran manusia pro-aktif bukan lahir dengan sendirinya tanpa ada proses. Proses dimaksud adalah penyelaman dan pendalaman dirinya dengan berbagai atribut gerak manusia di sekelilingnya di mana suatu strata berbeda dengan strata lainnya.
Mereka yang yang penuh daya inisiatif adalah mereka yang terproses dalam implementasi pengalaman hidup, dan jauh lebih teruji oleh dinamika kehidupan. Dan manusia yang terproses tidak akan ogah-ogahan. Dalam berbuat, mereka tidak akan melakukan sesuatu seperti istilah orang sunda: puraga tanpa kadenda, asal jadi, asal-asalan, tanpa dasar niat, target dan tanpa memaknai karyanya sebagai sesuatu yang bernilai.
Pada lini dan bidang apapun, jika sudah masuk pada suatu fungsi gerak atau sistem, terutama dalam ruang organisasi, menuntut adanya keterlibatan, pelibatan diri dan memainkan sejumlah peran sesuai dengan kapasitas bakat, potensi dan keahlian. Tetapi bukan sama sekali didasarkan pada asumsi bahwa kita paling hebat dan serba bisa. Tetapi lebih karena memang kita mau menerima tanggung jawab itu.
Sebab masa depan suatu tatanan – masyarakat atau organisasi – merupakan urusan seluruh stakeholdernya, kepentingan seluruh komponennya, dan karena itu menjadi tanggung jawab semuanya. Bukan urusan dan tanggung jawab seorang pemimpin saja.
Dalam sebuah komunitas, organiasasi, atau lembaga apapun yang penuh daya inisiatif, akan ada pemimpin yang mau mengayomi sampai hal-hal detil dan mendasar. Akan ada pengikut yang mampu kreatif mengemukakan ide-ide baru dan memprakarsai gagasan-gagasan cerdas.
Dan perlu disadari bawah proses inovasi selalu dimulai dari ide. Jadi, dalam kerangka membangun suatu dasar pembangunan daerah, aset utama yang paling berharga adalah ide-ide atau pikiran-pikiran yang bebas, tetapi terukur oleh keterbukaan dan standar akuntabilitas publik.
Dan Kabupaten Sumedang membutuhkan orang-orang yang penuh daya inisiatif dan gerak yang pro-aktif. Memiliki ghirah, semangat, energi untuk berkolaborasi, berinovasi, serta bertransformasi: "ngigelan jeung ngigelkeun zaman". Sebabb, terlalu riskan menjalani percepatan teknologi dan akses informasi ke depan dengan pola-pola kuno dan konservatif. (*)
Kurniawan Abdurahman / Warga Kabupaten Sumedang
0 comments:
Posting Komentar