15 Desember 2021

JALUR BAWAH JALAN CADAS PANGERAN DIBANGUN PANGERAN ARIA SOERIA ATMADJA

 

GELAGAT-ID - Sudah banyak yang tahu bahwa Jalan Cadas Pangeran itu adalah salah satu fase penting Jalan Pos Anyer-Panarukan yang dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman WIliam Daendles.

Jalan yang dimaksud itu adalah jalan yang kini kita kenal sebagai Jalur Atas Cadaspangeran. Jalur itu satu arah, yang hanya bisa dimasuki kendaraan kecil dari arah Bandung menuju Cirebon. Patokannya, saat sudah melihat Patung Pangeran Kornel yang sedang bersalaman dengan Perwira Hindia Belanda, anda bisa terus mengambil jalur di sebelah kiri. Itulah Jalan Cadaspangeran yang dibangun pada masa kolonial Hindia Belanda.

Lantas, sejak kapan dan siapa yang menginisasi pembangungan Jalan Cadaspangeran di jalur bawah, yang biasa dan lazim dilalui saat ini?

Lukisan Digital Pangeran Aria Soeria Atmadja dan Kawasan Cadaspangeran

Dari beberapa sumber lisan dan tertulis seperti dalam buku "Masjid Agung dan Sekitarnya" yang ditulis oleh Dedi Rustandi, dan diterbitkan oleh Kantor Arsip Daerah Sumedang, Tahun 2013,  dapat diketahui bahwa ternyata, Jalan cadaspangeran jalur bawah itu mulai dibuat pada tahun 1908, saat Sumedang dipimpin oleh Pangeran Aria Soeria Atmadja, yang juga disebut Pangeran Panungtung.

Diketahui, jalan baru itu dibuat karena jalan lama atau Jalur Atas Cadaspangeran itu  kondisinya ternyata cukup berat dilalui oleh kereta kuda.

Kawasan Cadas Pangeran Tahun 1991,
Sumber: Koleksi Pribadi Kurniawan Abdurahman

Selain tanjakan dan turunan yang curam, juga belokan-belokan tajam yang sulit dilalui oleh kereta kuda. Konon untuk melewati tanjakan di jalan lama itu, kereta kuda pun masih harus dibantu oleh tarikan tenaga kerbau atau sapi. Dan sebaliknya, saat melewati turunan, kusir kereta harus susah payah mengendalikan langkah kuda.

Karena dipandang tak efektif dan berisiko tinggi, maka dibuatlah jalan baru, yang kini kenal sebagai Jalur bawah Cadaspangeran. Jalur itu bisa dilalui secara dua arah, lebih landai, meski jika tak hati-hati tetap saja berisiko tinggi, sebab dipinggirnya ada mulut jurang yang menganga. Sementara jalur atas sejak saat itu ditutup bagi kendaraan.

Konon , suatu ketika, saat menyaksikan proses pembuatan jalan Cadaspangeran bawah itu, Pangeran Aria Soeria Atmadja sempat berkata lirih. "Pileuleuyan jalan..jeung aing tereh paturay". 

Tak diketahui kapan perkataan itu beliau ucapkan. namun besar kemungkinan tidak lama sebelum keberangkatan beliau pensiun dari jabatan bupati dan menunaikan ibadah haji. Perlu diketahui, Pangeran Soeria Atmadja sendiri disebut Pangeran Panungtung.  Sebutan itu diberikan karena beliaulah Bupati Sumedang terakhir yang berhak memakai gelar "Pangeran".  (*/kurniawan)

 

Share:

Related Posts:

2 comments:

  1. Tuh kan nya, pengetahuan enggal deui wae. Salami ieu ari sugan teh jalur nu diwangun ku Daendels teh jalur bawah. Mantep pisan ieu info, komo ditambih koleksi pribadi foto th 1990-an. Siip, semoga tambah jaya di udara gelagat.id

    BalasHapus
  2. Nyisir malipir kanyaho nu ampir poho teuing dipopihokeun. Ngaguar perlu dijadikeun landas ingetan drui pikeun kaum ngora Sumedang supaya leuwih apal kana sajarah wewengkonna nu ujungna micinta jeung miara kaarifan lokal daerahna. Manteeppp Mang Kur

    BalasHapus