31 Desember 2021

2022: SEMOGA SUMEDANG MEMANG "MELESAT" BUKAN MALAH "MELESET"

TEPAT sehari setelah peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 73,  Asian Games 2018 dibuka di Stadion Gelora Bung Karno.  Ada satu adegan dalam rangkaian seremoni pembukaan pesta olahraga se-Asia itu yang bikin tepuk tangan, yaitu tayangan video Presiden Joko Widodo naik sepeda motor menuju venue pembukaan.

Alur cerita pada video tersebut jelas. Ketika iring-iringan mobil kepresidenan terjebak macet di jalanan ibukota, Presiden Jokowi memutuskan turun dari mobil. Lalu memilih menggunakan sepeda motor, melewati jalan-jalan tikus, sedikit ngebut namun tetap memegang kontrol sehingga nampak presisi melalui tikungan-tikungan tajam, bahkan akurat menginjak rem saat ada anak sekolah melintas, hingga akhirnya tiba di Gelora Bung Karno, dan tepat waktu membuka Asian Games 2018.

Capture Video Presiden Jokowi Naik Sepeda Motor
dalam Acara Pembukaan Asian Games 2018
sumber: liputan6.com

Oiya, ada yang lupa. Pak Presiden pun memakai helm. Dia tidak melanggar aturan lalu lintas. Meskipun cuma sekedar tayangan video. Sebagai presiden, dengan situasi darurat dikejar waktu, bisa saja orang-orang memaklumi kalau beliau tak pakai helm atau melabrak lampu merah sekalipun.

Tapi Wishnutama, Direktur Kreatif yang bertanggungjawab atas video itu tak ingin membuat citra: Mentang-mentang presdien, aturan kok dilanggar !.

Pesan dari tayangan itu juga jelas. Pak Presiden dicitrakan sebagai pemimpin yang cepat mengambil keputusan dan kreatif mengatasi masalah yang menghambat sampai ke tujuan.

Alhasil, tayangan itu menuai pujian dan tepuk tangan. Kreatif, dan orsinil. Bahasa simbolnya cerdas, dan mudah difahami.

"Soal video, saat saya mengusulkan kepada beliau, beruntung beliau orangnya asyik, jadi ide bisa lebih tereksplore. Berkali-kali saya berdiskusi berdua. Prinsipnya beliau ini merupakan bagian dari entertainment, jadi bagian penghibur acara. Pure konsep kreatif," kata  Wishnutama.

Nah, tiga tahun kemudian, di sebuah kabupaten bekas Kerajaan Sumedanglarang, konsep cerita visual tentang pejabat publik naik sepeda motor kembali dibuat. Saya belum bisa menilai apakah konsepnya menjiplak habis video pembukaan Asian Games 2018 itu atau tidak. Sebab videonya belum tayang.

Tapi dari berbagai gunjingan dan foto-foto yang tersebar di media sosial, rasanya tak jauh beda. Setidaknya dari kostum tokoh pemerannya. Bupati, Wakil Bupati, dan Sekretaris Daerah Sumedang naik sepeda motor menggunakan jas hitam, berdasi merah.  Cuma sepeda motornya barangkali yang CC nya beda kelas. Tapi penonton harap maklum. Dalam video Pembukaan Asian Games 2018 itu kan perannya presiden. Di sini cuma kepala daerah, wakil dan sekretarisnya.

Konon, pesan yang hendak disampaikan dari pembuatan video para pupuhu Sumedang naek motor adalah semacam jargon atau tagline bertuliskan: "Sumedang Melesat".   Ini terkait dengan semangat bahwa di Tahun 2022, Pemkab Sumedang akan menggelar pelayanan yang lebih cepat dan berkualitas. Begitu, katanya. Hehehe..Okelah kalau begitu. Dan mudah-mudahan memang terwujud begitu.

Tapi, jika bahasa selalu mengandung makna dan rasa, maka bagi saya rasanya ada yang kurang elok. Visualisasi  "Sumedang Melesat" dengan naik sepeda motor itu, ya datar-datar saja dan bahkan cenderung ketinggalan. Sebab, konon Sumedang ini mau jadi "happy digital region".

Dalam semangat "transformasi digital", kalau visualisasi simbolnya: sekadar naik sepeda motor, ya tukang ojek online saja sudah sedikit lebih baik daripada para pejabat dalam video itu. Setidaknya para tukang ojek online itu, para kaum jelata itu, sudah melibatkan teknologi digital, dalam kerjanya mencari nafkah.  

Jadi, untuk "Sumedang Melesat", kenapa tidak sekalian para pemeran dalam video itu pakai baju astronot, sebagai simbol hendak melesat ke batas langit. Atau jika mau berlatar budaya (karena Sumedang katanya Puseur Budaya Sunda), kenapa tidak para pemerannya mengenakan kostum Gatotkaca, Satria Pringgandani yang siap "sakolepat ngajomantara". Hehehe...

Ya semacam itulah!  Jangan tanggung-tanggung kalau bermimpi! Kalau masih meniru, apalagi menjiplak habis-habisan, saya khawatir, "Sumedang Melesat" malah "Meleset".  

Memang, dalam ranah apapun, tak ada yang benar-benar orsinil dalam sebuah kreasi. Tapi karya-karya kreatif sesungguhnya butuh sebuah kedalaman, tidak tiba-tiba seperti sebuah pop-up, meledak lalu meleleh begitu saja.

Masih mending kalau memang meledak. Bagaimana kalau "meledek" dan "mulek": hanya sekedar menyerap anggaran, tanpa makna, rasa, dan cacat arah dalam pencapaian tujuan.

Demikianlah. Semoga saja memang terbukti, "Sumedang Melesat" tahun depan.  Sebab sudah terlalu banyak jargon yang kita dengar, yang jika tidak terkelola dengan baik bisa-bisa mengaburkan substansi.

Akhirnya, saya merasa perlu menyampaikan kalimat bijak yang pernah diajarkan guru saya. bahwa: "Keberhasilan mencapai tujuan itu, bukan ditentukan oleh cepat atau tidak, tetapi mengarah atau tidak langkah kita semua mencapai tujuan".

Demikianlah. Selamat Tahun Baru 2022 !

(Ditulis oleh Kurniawan Abdurahman, Warga Sumedang)

Share:

Related Posts:

2 comments:

  1. Semangat dan kreatif itu sangat dibutuhkan untuk dukungan dalam sebuah pekerjaan apapun. Apalagi untuk membangun daerah ke arah yg lebih baik. Dukungan dari masyarakat pun sangat dibutuhkan. Selamat utk para pemimpin yg sdh memperlihatkan hasil kinerjanya dengan baik utk Sumedang. Kita dukung Sumedang Melesat utk semangat membangun di th 2022.

    BalasHapus
  2. Cerdas mudah dipahami. Sentilannya nyundul bingiittt. Cubit dikit dikit. Entah kalau dianggap sireum ateul. Lanjut bangun opini yabg menggerakkan. Saluutt

    BalasHapus