ASMAUL husna yang menempati urutan pertama dari 99 penyifatan terbaik untuk Allah Swt. ini penting sekali bagi saya. Tentu saja setelah saya tempatkan posisi superlatif Allah atas makhluk. Abdurrahman, ayah saya. Putra Bugis asli. ‘Abduartinya hamba. Rahman artinya Maha Pengasih. Jadi, hambanya Sang Maha Pengasih. Dalam pelafalan negeri Anging Mamiri, Abdurrahman dipanggil menjadi Beddu Lamang.
Menyebut nama ayah saya, mewujudlah kewelasan
makhluk yang meneladani Allah Ar-Rahman. Wajah ayah saya garang layaknya putra
Bugis. Intonasi bicaranya pun tinggi, nyaris mirip orang yang marah-marah.
Pernah ibu saya protes, “Jangan marah begitu!” Dan, masih dengan nada tinggi,
ayah saya menjawab, “SIAPA YANG MARAH?”
Lantas, di mana kewelasan yang saya sebut-sebut tadi? Suatu ketika saat saya usia 10 tahunan. Hujan turun deras sore itu. Pagar besi halaman rumah kami berderit, tanda ada yang membuka. Rupanya, seorang gila dengan tubuh kotor dan pakaian compang-camping masuk dan berdiri mematung di teras. Ibu saya langsung sewot.Dia cepat-cepat membawa sapu hendak mengusirnya. Dengan sigap, Ayah saya menghadang Ibu. “Kasihan,” ucapnya. Ibu lalu duduk dengan wajah kesal.
Ayah lantas pergi ke kamar, mengambil handuk,
baju, dan celana panjang dari lemarinya. Dia kemudian keluar dan menyapa si
orang gila. Orang itu menatap Ayah dengan ketakutan. Ayah mendekatinya, dan
tanpa risih mengeringkan tubuh orang itu dengan handuk lalu menyuruhnya
mengganti baju dan celana. Tak sampai di situ, dia pun mengambil makan dari
dapur lalu memberikannya kepada orang itu. Dan, Ibu masih saja duduk di kursi
makan dengan wajah kesalnya.
Hati sewelas apa yang sanggup melakukan hal
itu? Tanpa basa-basi. Tanpa pencitraan. Masih banyak kisah kewelasan Ayah dalam
kenangan saya. Tak hanya kepada manusia, juga kepada hewan. Seeekor kucing liar
yang selalu diberinya makan bahkan menjadi jinak dan hingga sekarang setia menungguinya di teras masjid, menunggu
ayah saya keluar dari pintu masjid untuk ‘mengawal’-nya pulang ke rumah. Allahu
Rahman, limpahkan kewelasan-Mu bagi dia ayahku, ayah kami. Aamiin. (*)
RUBRIK "DAPUR BU ANI" diasuh oleh: Indrayani Mallo (Bu Ani), Penulis, Guru SD Muhammadiyyah 7 Antapani Bandung
0 comments:
Posting Komentar