GELAGAT.ID - Tanjakan Cae di Jalur Lalulintas Sumedang-Wado-Tasikmalaya, kadung populer menjadi jalur berbahaya. Perisitwa terbaru adalah awal tahun 2021 tepatnya Rabu (10/3/2021) lalu ketika sebuah Bus Pariwisata yang ditumpangi siswa SMP, jatuh ke jurang di kawasan itu. 29 orang tewas termasuk sopirnya, dan 36 orang lainnya luka-luka.
Sembilan tahun sebelumnya, pada bulan Pebruari 2012, di tempat yang sama juga terjadi kecelakaan maut. Sebuah bus angkutan umum tergelincir masuk jurang. 12 orang tewas, dan 26 lainnya luka-luka.
Polisi mengidentifikasi Lakalantas di Tanjakan Cae, Maret 2021 |
Kisah petaka yang menghebohkan di kawasan itu pun ternyata pernah pula terjadi pada era 1980-an. Sekitar pertengahan dekade 1980-an, Ki Jebrag Group, sebuah grup kesenian calung yang kepopulerannya saat itu nyaris setara dengan Darso, Sang Maestro Calung, mengalami kisah tragis.
Truk yang mengangkut kru dan peralatan kesenian calung milik grup tersebut terguling ke dalam jurang di Tanjakan Cae, hingga Ki Jebrag sendiri, bintang dan pimpinan grup tersebut tewas dalam kecelakaan tersebut.
“Saya masih duduk di bangku sekolah dasar ketika itu, sekitar tahun 1980-an. Waktu itu menyaksikan sendiri truk Rombongan Ki Jebrag Group terguling masuk jurang di tanjakan Cae. Banyak yang tewas, termasuk Ki Jebrag sendiri, tapi saya lupa berapa jumlahnya,” ujar Gumelar Mulyamihardja, birokrat Kementrian Keuangan RI, kelahiran Cikareo Wado Sumedang, saat berbincang dengan saya melalui sambungan telepon.
Ia mengaku kaget ketika menyaksikan di media televisi, tanjakan di kampungnya itu kembali memakan korban jiwa yang cukup banyak.
Gumelar mengenang, sejak dulu tanjakan Cae memang terkenal rawan kecelakaan. Tanjakannya panjang, turunannya curam, dan berkelok-kelok membelah kaki Gunung Cakrabuana di kawasan timur Kabupaten Sumedang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Garut.
“Dulu masih sepi, kalau berangkat sekolah, saya sering jalan kaki melewati tanjakan itu, lumayan berkeringat. Dan seingat saya, dulu di kawasan itu, sekitar 50 meter dari jalan ada sebuah curug (air terjun). Saya sering main ke situ bersama anak-anak Desa Cikareo lainnya,” kenang Gumelar, mantan Ketua OSIS SMAN 1 Sumedang angkatan 1996 ini.
Kapolres dan Bupati Sumedang meninjau TKP Laka Cae, Maret 2021 |
Tanjakan Cae memang tak asing bagi Gumelar. Menurutnya, panjang jalur tanjakan itu sekitar 2 kilometer.
“Kalau dari arah Sumedang itu melewati Desa Cikareo Selatan dan Desa Sukajadi, ujungnya di Desa Cilengkrang berbatasan langsung dengan Malangbong Kabupaten Garut. Dulu jalannya sempit. Di sebelah kirinya tebing, dan sebelah kanannya dulu cuma toangan (areal persawahan-red),” katanya.
Meski dulu cuma tebing dan toangan (persawahan) saja di kedua sisi tanjakan tersebut, namun Gumelar mengaku tidak pernah mengalami atau mendengar ada mitos atau kesan angker di kawasan tersebut.
Menurutnya, memang secara geografis, sudut kemiringan tanjakan itu cukup curam, serta tanjakan yang panjang. Itu sebabnya, kecelakaan di kawasan itu lebih banyak disebabkan kondisi teknis kendaraan atau human eror.
"Saya sih lebih percaya karena tanjakan dan turunan di situ cukup curam dan berkelok-kelok. Apalagi jika tidak ada PJU, sangat berbahaya. Pengemudi perlu fokus dan hati-hati," tandasnya. (*/kurniawan)
Nembe terang abdi,,, info yang bermanfaat, keren2,, diantos info2 na,,,
BalasHapusRequest sejarahnya gunung kunci, gunung palasari sareng sejarah jalan barak,, thank you
Siap..hatur nuhun tos mengapresiasi artikel dan blog ini.. Mudah-mudahan menambah pengetahuan dan bermanfaat. Salam Literasi.
Hapusasiik, melengkapi channel Gelagat Zaman. Mantap-mantap
BalasHapus